selambat embun yang turun
rautmu buatku terbangun
bergerak lambat laun
sentuhi ruang sadar dengan anggun
sesingkat dini hampiri pagi kau pergi
sedikit meredupkan sinar nurani
pecahkan nyaman layak asap pembakaran bensin murni
kicauan asa sesak tersendaki
begitu hangat melambat butiran darah
rendah tak terpijak serendah ranah
meghela paruku beradu resah
tanpa bisa hati berdusta
sepi ini diselimuti duka
terbaring perih memeluk yg tersisa
berlalulah secepat kau mampu
kuasaku sebatas relakanmu
sembari mengepal usangnya rindu
harus kuakhiri dgn menulis di alinea baru