Didalam mimpiku kau tak sesombong itu
Kau masih rela hadiahkan secuil senyum
Mengurai himpitan noda di sesakku
Lahirkan kutukan-kutukan saat aku terbangun
Namun hadirmu di kenyataan
Seakan membutakan bulatan mata
Bilurkan rekaman-rekaman lama
Yang sempat terpeluk erat di ingatan
Kata maaf di perayaan hancurnya kisah kita
Adalah terakhir ku rekam tari bibirmu
Jika aku tahu itu tarian terakhir
Akan ku buat kau lebih murka lagi
Maka maafkan aku gadis putih biru
Lingkar tangan siapapun yang berada di tubuhmu
Tanganku masih akan terus berkalimat
Kembali mengikat sobekan rekaman
Semoga Tuhan tak pernah menuli
Oleh doa lantang lancang berulang
Tentang dirinya penjarah sadarku
Yang masih enggan ku layonkan kenangannya
10. Oktober ’14