Siapa yg mampu mengelak?
Takdir sudah membelalak
Aku tidak sedang berleha-leha
Membiarkan takdir tarikan ancaman
Aku hanya sedang menata hidupku
Puing amarah ingin kurangkai menjadi istana
Begitu juga dengan puing rindu
Dan ingin kuakhiri dengan senyum-senyum indah
Maka Ku biarkan semuanya berjalan
dalam yakinku semua akan baik saja
Aku tidak bisa menyalahkan tuhan untuk hidupku
Mungkin langkah keliru tlah banyak terlupa
Hingga belum tinggi bangunanku rubuh kembali
Semua pergi bersama asap asap tebal buah dari persetubuhan bibir dan api
Antara celoteh harap dan bara asa melayang
Jauh melusuh murung hatiku terbakar
Siapa lagi yang mau mendengar kesakitan ini
Hanya ribuan abjad tempat aku bersandar
Siapapun engkau wahai seisi bumi
Dari raja hingga bidak
Dari fana hingga maya
Dari ghaib hingga nyata
Topang lesuku dengan ikhlas
Agar keikhlasan membenih di nadiku
Bandung, 21 oktober 2014