Setelah gugur kemudian melati patah
tapak terkubur perlahan musnah.
air mata menyembur pun basahi tanah
ingatan menghambur kemana saja.

namun melati sudah terlalu lelah
mengeja aksara torehkan sejarah.
Ia berlalu tanpa sempat merekah

Tuhan ! Antarkan lah bunga doaku berziarah
bimbing segala sisa-sisa kekeringan menuju tabah
rakit kembali asa dalam lafalan asma.

Ini takdir dariMu yang harus ku tadah
aku tahu dan pasrah
namun mengapa Kau tak biarkan rinduku sama musnah?
Rinduku untuk mendengar kelu anakku mengucap ayah
rinduku untuk membuat bibirnya meremah
rindu yang pernah ku rencanakan akhirnya.

ku semayamkan rindu ini di tepi jemari
dalam koma, titik, dan spasi
ku harap dapat mengunjungi
tempat tidur mu yang abadi